Di Antara Tidur & Jaga, Di Antara Syurga & Neraka

بسم الله الرحمان الرحيم
الحمد لله رب العالمين حمداً يوافى نعمه ويكافئ مزيده

اللهم صل على سيدنا محمد طب القلوب ودوائها
وعافية الأبدان وشفائها ونور الأبصار وضيائها
وعلى آله وصحبه وسلم
- Selawat Syifa` / Thibbul Qulub


اللهم أنت ربي لا إله إلا أ نت خلقتني وأنا عبدك
وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت
أعوذ بك من شر ما صنعت
أبوء لك بنعمتك علي وأبوء لك بذنبي
فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
- Sayyidul Istighfar

الســــلام عليكم ورحمة الله وبركـــاته


اللهم أجعل لسانى عامرا بذكرك وقلبى مليئا بخشيتك
إِنك على كل شئ قدير

Daripada Abu Hurairah رضي الله تعالى عنه kata nya, RasuluLlah صلى الله عليه وسلم bersabda :
"Aku tidak pernah melihat kedahsyatan siksa seperti api neraka, tetapi sungguh hairan, orang yang lari menggeruni nya boleh tidur nyenyak, dan aku tidak juga melihat keni`matan yang seperti ni`mat Syurga, tetapi sungguh hairan, orang yang menuntut nya boleh tidur lena."
- Hadiths riwayat Imam al-Baghawi رحمة الله تعالى عليه; dari kitab "40 Mutiara Hadis dari 40 Buah Kitab" karangan asy-Syeikh Muhammad Nuruddin Marbu al-Banjari al-Makki حفظه الله تعالى

Seorang Wali Quthub; al-Faqih al-Muqaddam ats-Tsani Habib `Abdurahman as-Saqqaf رحمة الله تعالى عليه, selalu berta`abbud (mengabdikan diri kepada ALLAH) di sebuah Syi`ib pada setiap sepertiga terakhir setiap malam. Setiap malam ia membaca al-Quran hingga dua kali khatam dan setiap siang hari ia membaca nya juga hingga dua kali khatam. Makin lama, kesanggupan nya tambah meningkat hingga dapat membaca al-Quran empat kali khatam di siang hari dan empat kali khatam di malam hari. Ia hampir tidak pernah tidur. Menjawab pertanyaan mengenai itu ia berkata :
"Bagaimana orang dapat tidur, jika miring ke kanan melihat Syurga dan jika miring ke kiri melihat neraka?"
- "Menelusuri Silsilah Suci Bani `Alawi" karangan Syed `Aidarus `Alwi al-Masyhur حفظه الله تعالى

"Wahai ALLAH, wahai yang Menamakan DiriNYA ALLAH, wahai yang Menginginkan NamaNYA dipanggil ALLAH, wahai yang Menginginkan lidahku memanggil DzatNYA dengan panggilan ALLAH, wahai yang Menginginkan aku mengharapkanNYA dengan mengingat Nama ALLAH, wahai yang Menciptakan lidahku bergetar menyebut Nama ALLAH, wahai yang Memberikan kemampuan pada jemariku menuliskan Nama ALLAH, maka dengan KemauanMU ku sebut NamaMU ALLAH, dengan KeinginanMU ku rindukan Engkau ALLAH, dengan KeinginanMU aku ingin dekat kepadaMU wahai ALLAH, salahkah aku berkeinginan, salahkah aku merindukan, salahkah aku ingin dekat, sedangkan semua getaran kalbuku itu adalah KeinginanMU, wahai ALLAH?


Maka sebagaimana Engkau Jadikan cacing merangkak tanpa tangan dan kaki, maka Jadikan aku merangkak kepadaMU tanpa hambatan, sebagaimana Engkau Jadikan anjing najis bertasbih mensucikanMU, maka Jadikan aku pendosa hina yang mendambakanMU, sebagaimana Engkau Jadikan air mengalir menjadi beku, maka Jadikan harapanku mengalir kearahMU dan membeku dipintuMU, sebagaimana Engkau Jadikan gunung batu menjadi debu, maka Jadikan seluruh kesalahanku menjadi debu dihadapan KeagunganMU, sebagaimana Engkau Jadikan bumi perkasa terinjak-injak, maka Jadikan hawa nafsuku terinjak-injak kerinduanku kepadaMU...


Sebagaimana Engkau Jadikan Raja berwibawa terkalahkan dan terhinakan, maka Jadikan kesombonganku terhinakan oleh KewibawaanMU, sebagaimana Engkau Jadikan sesuatu yang bergerak menjadi diam, maka Jadikan tubuhku yang bergerak berubah diam dari segala yang tak Engkau Redhai, sebagaimana Engkau Jadikan semua yang ada menjadi fana, maka Jadikanlah gunung dosa ini fana dalam KelembutanMU, sebagaimana Engkau Jadikan yang tak mungkin menjadi kepastian, maka Jadikan semua ketidak-mungkinanku untuk dekat menjadi janji Kepastian." - Doa munajat Habibana Munzir ibn Fuad Almusawa حفظه الله تعالى

اللهم صل على سيدنا محمد
وأنزله المنزل المقرب منك يوم القيامة
اللهم صل على روح سيدنا محمد في الأرواح
وعلى جسده في الأجساد وعلى قبره في القبور


ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة
إنك أنت الوهاب برحمتك يا أرحم الراحمين

اللهم اغفر لنا ولوالدينا وللمسلمين والمسلمات
والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات
برحمتك يا أرحم الراحمين

اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
برحمتك يا أرحم الراحمين


سبحان ربك رب العزة عما يصفون
وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين


بارك الله فيكم وجزاكم الله خير الجزاء
والله تعالى أعلم بالصواب

Penjelasan Tentang Islam

Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta pertolongan kepada-Nya, meminta ampunan kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari keburukan hawa nafsu kita dan dari kejelekan amal-amal kita. Barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan, maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Amma ba’du.

Ketahuilah, wahai saudaraku… sesungguhnya Islam ini merupakan agama seluruh rasul dari sejak rasul yang pertama Nuh ‘alaihis salam hingga yang terakhir yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setiap nabi dan rasul datang untuk mendakwahkan kepada agama Islam dengan makna; kepasrahan dan ketundukan kepada Allah dengan menjalani ketaatan dan beribadah kepada-Nya dengan ikhlas serta membebaskan diri dari kesyirikan. Tidak ada dakwah rasul dan nabi yang menyelisihi dalam perkara pokok yang agung ini. Inilah agama Islam, agama yang mengajarkan ilmu, amal, dakwah, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan di atasnya (lihat Thariq al-Wushul ila Idhah ats-Tsalatsah al-Ushul, Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah, hal. 149)

Kebenaran Islam
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama, maka tidak akan diterima darinya, dan kelak di akherat dia pasti termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali Imran: 85)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang beragama kepada Allah dengan selain agama Islam yang telah diridhai Allah untuk hamba-hamba-Nya maka amalannya tertolak, tidak diterima. Karena agama Islam itu mengandung kepasrahan kepada Allah dalam bentuk keikhlasan -beribadah- dan ketundukan kepada rasul-rasul-Nya. Apabila seorang hamba tidak menghadap -Allah- dengan membawanya maka dia tidak datang dengan membawa sebab keselamatan dari azab Allah dan tidak membawa sesuatu yang akan dapat membuatnya berhasil menuai pahala-Nya, sedangkan semua agama selainnya adalah batil.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 137)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya agama -yang benar- di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ini merupakan kabar dari Allah ta’ala bahwasanya tidak ada agama di sisi-Nya yang diterima oleh-Nya selain Islam; yaitu mengikuti para rasul dalam ajaran-ajaran yang mereka bawa dari Allah pada setiap masa sampai akhirnya ditutup dengan diutusnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang dengan itu tertutuplah semua jalan kepada-Nya kecuali dari arah  Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka barangsiapa yang berjumpa dengan Allah setelah diutusnya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memeluk agama selain syari’atnya maka tidak diterima…” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [2/19])

Islam Untuk Segenap Manusia
Oleh sebab itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan Allah untuk menyeru ahli kitab dan orang-orang musyrik untuk masuk ke dalam agama Islam setelah diutusnya beliau. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberikan al-Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan kaum yang ummi/buta huruf (yaitu orang-orang musyrik); ‘Apakah kalian mau masuk Islam?’. Apabila mereka masuk Islam, sungguh mereka mendapatkan petunjuk, dan apabila mereka justru berpaling, maka sesungguhnya kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Allah Maha melihat semua hamba.” (QS. Ali Imran: 20)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ayat ini dan juga ayat-ayat lain yang serupa merupakan penunjukan yang sangat tegas mengenai keumuman pengutusan beliau -semoga salawat dan keselamatan tercurah kepadanya- kepada semua manusia sebagaimana hal itu telah diketahui sebagai bagian dari agama secara pasti, sebagaimana yang ditunjukkan oleh dalil al-Kitab maupun as-Sunnah dalam banyak ayat dan hadits.” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [2/20])
Diantara ayat yang menunjukkan hal itu, firman Allah ta’ala (yang artinya), “Katakanlah (Muhammad); Wahai umat manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semuanya.” (QS. al-A’raaf: 158). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Maha berkah Allah yang telah menurunkan al-Furqan (al-Qur’an) kepada hamba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan bagi seluruh manusia.” (QS. al-Furqan: 1).

Dalil dari hadits, diantaranya adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya. Tidaklah seorangpun di kalangan umat ini yang mendengar kenabianku, baik dia beragama Yahudi ataupun Nasrani, lalu dia meninggal dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim [153]). Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Di dalam hadits ini terdapat kandungan hukum bahwasanya semua agama telah dihapuskan pemberlakuannya dengan adanya risalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (al-Minhaj [2/245]). Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “…Dahulu para nabi itu diutus khusus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada segenap umat manusia.” (HR. Bukhari [335] dan Muslim [521], ini lafal Bukhari).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan: Suatu saat ketika kami sedang duduk-duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di masjid, kemudian ada seorang lelaki yang datang dengan mengendarai seekor onta, lantas dia berhentikan ontanya itu di masjid lalu mengikatnya. Kemudian dia berkata, “Manakah di antara kalian yang bernama Muhammad?”. Ketika itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk bersandar di antara mereka. Maka kami katakan, “Ini orangnya, lelaki yang berkulit putih dan sedang bersandar.” Lalu lelaki itu pun berkata kepada beliau, “Wahai Ibnu Abdil Muthallib?”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, “Ya, kusambut keinginanmu.” Lelaki itu pun berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Aku akan bertanya kepadamu yang mungkin terlalu mengusik dirimu dalam menjawab pertanyaan itu. Maka janganlah engkau menyimpan kemarahan kepadaku disebabkan hal itu.” Nabi berkata, “Tanyakanlah apa yang kira-kira tampak perlu bagimu.” Lalu dia bertanya, “Aku bertanya kepadamu dengan menyebut nama Rabbmu dan Rabb orang-orang sebelummu, apakah benar Allah mengutusmu kepada semua umat manusia?. Beliau menjawab, “Allahumma, hal itu memang benar.” Lalu dia berkata, “Aku meminta kepadamu demi Allah, benarkah Allah yang memerintahkanmu supaya kami menunaikan sholat lima waktu dalam sehari semalam?”. Nabi menjawab, “Allahumma, hal itu memang benar.” Lalu dia berkata, “Aku meminta kepadamu demi Allah, benarkah Allah memerintahkanmu agar kami berpuasa pada bulan -Ramadhan- ini dalam setiap tahunnya?”. Nabi menjawab, “Allahumma, hal itu memang benar.” Lalu dia berkata, “Aku meminta kepadamu demi Allah, benarkah Allah memerintahkanmu untuk memungut sedekah/zakat ini dari kalangan orang kaya di antara kami lalu kamu bagikan kepada orang miskin di antara kami?”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Allahumma, benar apa yang kamu ucapkan.” Lalu lelaki itu berkata, “Aku telah beriman kepada semua ajaran yang kamu bawa. Dan aku adalah utusan dari kaumku yang ada di belakangku. Namaku Dhimam bin Tsa’labah, salah seorang kerabat Bani Sa’d bin Bakr.” (HR. Bukhari [63] dan Muslim [12], lihat Fath al-Bari [1/182-183] dan Syarh Muslim [2/25-26])
Nabi dan Rasul Terakhir

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Muhammad itu bukanlah bapak dari salah seorang lelaki di antara kalian, akan tetapi dia adalah seorang utusan Allah dan penutup nabi-nabi.” (QS. al-Ahzab: 40). Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ayat ini merupakan dalil yang tegas yang menunjukkan bahwa tidak ada lagi nabi sesudah beliau. Apabila tidak ada lagi nabi sesudahnya, maka itu artinya juga tidak ada lagi rasul sesudahnya, tentu lebih tidak ada lagi. Karena kedudukan kerasulan itu lebih khusus/istimewa daripada kedudukan kenabian, setiap rasul pasti nabi dan tidak sebaliknya…” (Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [6/261]).

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Perumpamaan diriku dengan para nabi seperti perumpamaan seorang lelaki yang membangun sebuah rumah lalu dia berusaha menyempurnakan dan melengkapinya kecuali tersisa satu tempat yang belum terisi batu-bata. Maka orang-orang pun mulai memasukinya dan terkagum-kagum terhadapnya, namun mereka berkata, ‘Seandainya satu tempat batu-bata ini terisi sungguh sempurna!’.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akulah yang menempati tempat batu-bata itu, aku datang lalu menutup nabi-nabi.” (HR. Bukhari [3534] dan Muslim [2287], ini lafal Muslim). al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Di dalam hadits ini terkandung pemberian perumpamaan dalam rangka memudahkan pemahaman dan juga menunjukkan keutamaan diri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingkan seluruh nabi yang ada, dan ini menunjukkan bahwa dengan diutusnya beliau Allah telah menutup para rasul dan menyempurnakan syari’at-syari’at agama.” (Fath al-Bari [6/631], lihat juga penjelasan serupa oleh an-Nawawi dalam al-Minhaj [7/392])  

Islam Juga Untuk Bangsa Jin
Imam Abu Ja’far ath-Thahawi rahimahullah berkata, “Beliau -Nabi Muhammad- diutus kepada segenap jin dan semua manusia, dengan membawa kebenaran dan petunjuk, dengan membawa sinar dan cahaya.” (lihat Syarh al-’Aqidah ath-Thahawiyah, hal. 166). Diantara dalil yang menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada bangsa jin adalah firman Allah ta’ala yang menceritakan ucapan sebagian dari mereka (yang artinya), “Wahai kaum kami, penuhilah seruan seorang da’i yang mengajak kepada Allah itu (yaitu Nabi Muhammad).” (QS. al-Ahqaf: 31) (lihat Syarh al-’Aqidah ath-Thahawiyah, hal. 166 dan Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 783).

Rukun Islam
Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menegaskan, “Islam dibangun di atas lima perkara: kewajiban untuk mentauhidkan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan haji.” (HR. Bukhari [8] dan Muslim [16], ini lafal Muslim). Dalam jalur riwayat lain -di dalam Shahih Muslim- masih dari Ibnu Umar juga disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara: kewajiban beribadah kepada Allah -semata- dan mengingkari segala sesembahan selain-Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haji ke baitullah, dan puasa Ramadhan.” (lihat Syarh Muslim [2/32])

25 Hal Tentang Islam Yang Selalu Ditanyakan Oleh Rakyat Amerika

 Masyarakat Amerika yang pluralistik tampaknya sedang berubah dari yang "bergerombol" menjadi lebih spesifik lagi, terutama terhadap ajaran ideologi. Namun, walaupun Islam adalah agama besar dengan lebih dari 1 milyar pengikut di seluruh dunia dan lebih dari 6 juta di Amerika Serikat, sebagian orang Amerika masih berpikir bahwa Islam adalah kultus.
ebagian meyakini bahwa semua muslim adalah teroris atau memiliki 4 orang istri. Para aktivis Islam di negeri itu pun sepakat, bahwa hal ini terjadi karena kesalahpahaman orang Amerika tentang Islam, dan itu dipicu karena kurangnya informasi yang benar tentang ajaran Islam.
Inilah daftar pertanyaan yang sering kali ditanyakan oleh orang Amerika selama ini:
  1. Apa itu Islam?
  2. Siapakah Allah?
  3. Siapakah Muslim itu?
  4. Siapa Muhammad?
  5. Apakah Muslim menyembah Muhammad?
  6. Apa Muslim berpikir tentang Yesus?
  7. Apakah umat Islam memiliki banyak sekte?
  8. Rukun-rukun Islam?
  9. Apa tujuan ibadah dalam Islam?
  10. Apakah Muslim percaya pada akhirat?
  11. Apakah tindakan baik non-Muslim akan sia-sia?
  12. Apa batasan pakaian bagi umat Islam?
  13. Makanan apa saja yang dilarang dalam Islam?
  14. Apa itu Jihad?
  15. Apa tahun Islam itu?
  16. Apa saja festival besar Islam?
  17. Apa itu Syariah?
  18. Apakah Islam disebarkan oleh pedang (melalui perang)?
  19. Apakah Islam mengajarkan kekerasan dan terorisme?
  20. Apa itu Fundamentalisme Islam?
  21. Apakah Islam mempromosikan poligami?
  22. Apakah Islam menindas perempuan?
  23. Apakah Islam toleran terhadap agama minoritas lainnya?
  24. Apa pandangan Islam tentang: kencan seks pranikah dan aborsi; homoseksualitas dan AIDS; eutanasia dan bunuh diri; transplantasi organ?
  25. Bagaimana seharusnya Muslim memperlakukan Yahudi dan Kristen?
Mungkin inilah peran besar kita semua untuk memberikan gambaran yang benar tentang Islam. Begitu banyak media Barat yang telah melakukan pemberitaan tentang Islam yang jauh dari kenyataan sebenarnya, sehingga orang-orang non-Islam menganggap Islam sesuatu yang harus dicurigai. (sa/ujm)

Panjang Umur Dalam Ketaatan ~ اللهــــم أجعلنا منــــهم



بســــم الله الرحمان الرحيم
الحمد لله رب العالمين حمداً يوافى نعمه ويكافئ مزيده


اللهم صل على سيدنا محمد عبدك
ورسولك النبي الأمي
وعلى آله وصحبه وسلم
- Selawat Ummi


اللهم أنت ربي لا إله إلا أ نت خلقتني وأنا عبدك
وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت
أعوذ بك من شر ما صنعت
أبوء لك بنعمتك علي وأبوء لك بذنبي
فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا أنت
- Sayyidul Istighfar



الســــلام عليكم ورحمة الله وبركـــاته

"Lelahkanlah dirimu dengan amaliah...
Sesungguhnya istirehatnya seorang Muslim adalah di Syurga kelak."

^ Taushiyah Sayyidina `Ali ibn Abi Thalib كرم الله وجهه



_______๑۩۞۩๑_______



Sabda RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم :
"Sebaik-baik kamu orang yang panjang umurnya dan baik amalannya."


Setiap panjang umur itu dihabiskan dalam taat dan bakti kepada ALLAH تعالى, maka kebajikan-kebajikan akan bertambah dan darjat pun akan meningkat tinggi. Sebaliknya, jika panjang umur itu dihabiskan kepada maksiat dan menderhakai ALLAH تعالى, maka yang demikian itu adalah bala` dan kecelakaan, kerna ia akan menambah kejahatan dan memperbanyakkan dosa.


Siapa yang mendakwa suka panjang umur di dunia untuk memperbanyakkan amal shalih yang boleh mendekatkan diri kepada ALLAH تعالى, lalu ia benar dalam dakwaannya; setiap hari ia mengerjakan amal dan bakti dan berkecimpung di dalamnya, serta menjauhkan diri dari urusan dunia yang boleh menghalangnya dari beramal, maka terhitunglah ia sebagai seorang yang benar.

Sebaliknya, jika ia malas dan selalu mengabaikan segala amal shalih, maka jelaslah ia terhitung seorang yang dusta, yang mendakwa sesuatu tanpa ada faedah. Sebab seseorang yang cintakan sesuatu perkara, tentulah ia akan mengambil berat dengan perkara itu. Ia khuatir kalau perkara itu akan terlepas dari tangannya, ataupun ia akan terhalang dari perkara yang dicintainya itu. Lebih-lebih lagi amal shalih itu tidak boleh dikerjakan, melainkan di dunia sahja, kerna di Negeri Akhirat, tidak boleh mengerjakannya lagi, kerna Negeri Akhirat itu adalah tempat balasan, bukan tempat amalan.


Ingatlah perkara ini, wahai anda yang budiman, mudah-mudahan nasihat ini akan memberi manfaat kepadamu. Pohonkanlah Pertolongan dari ALLAH تعالى dalam menjalani amal yang shalih dengan penuh tekun dan sabar. Berusaha dan bersungguh-sungguhlah mengerjakannya. Mulakanlah beramal shalih dari sekarang sebelum terlambat. Gunakanlah peluang hidup ini sebelum ajal datang dengan mengejut. Sebab anda sentiasa terdedah oleh malapetaka dan bencana, dan pada bila-bila masa sahja anda boleh terperangkap dalam pelukan maut. Modal untuk membolehkan anda membeli kebahagiaan yang abadi dari ALLAH تعالى ialah umur anda. Waspadalah, jangan sampai anda membelanjakan masa anda, hari anda, saat anda dan nafas anda pada sesuatu yang tidak berguna dan tidak bermanfaat, kelak anda akan menyesal dan berdukacita sesudah mati. Ketika itu barulah anda sedar, bahwa anda telah mensia-siakan umur anda di masa hidup di dunia dahulu.

Adalah diriwayatkan, bahwasanya di Akhirat kelak, setiap manusia akan ditunjukkan amal hari-harinya, dari waktu siang hingga waktu malam dalam bentuk peti-peti, sehari semalam sebanyak dua puluh empat peti, setiap satu jam satu peti. Maka ia akan melihat masa yang telah ia habiskan dengan taat kepada ALLAH تعالى dalam peti-peti yang dipenuhi dengan cahaya. Dan masa yang telah ia habiskan dengan maksiat pula dalam peti-peti yang dipenuhi oleh gelap-gulita. Manakala masa yang disesiakan tanpa apa-apa amal yang baik atau yang jahat didapati peti-petinya kosong, tiada berisi apa-apa pun. Maka merasa kesallah ia ketika melihat peti-peti yang kosong itu. Mengapat tidak ia terisi dengan ketaatan supaya ia dipenuhi oleh cahaya.



Adapun peti-peti yang dipenuhi oleh gelap-gulita disebabkan perbuatan maksiat di dunia dahulu, sekiranya boleh ditakdirkan ia mati ketika melihatnya, lantaran dukacita dan rasa kesal yang tidak kesudahan itu, nescaya ia akan memilih mati sahja. Tetapi malangnya di Akhirat tidak ada mati lagi. Yang ada ialah balasan Tuhan yang Maha Adil. Siapa yang beramal shalih dan sentiasa taat kepada ALLAH تعالى, berbahagialah hidupnya dalam keadaan ria dan gembira sepanjang waktu. Setiap hari berlalu, semakin bertambah ria dan gembiranya. Dan siapa yang berbuat dosa dan sentiasa dalam maksiat, akan kecewalah hidupnya dalam keadaan susah dan dukacita, semakin hari semakin bertambah susah dan dukacitanya, sehingga tiada kesudahan lagi.


Wahai anda yang budiman! Pilihlah mana yang berguna dan yang mendatangkan manfaat bagi dirimu, selagi anda masih dapat memilih. Mudah-mudahan ALLAH Merahmatimu dan Meningkatkan darjatmu! Sebab jika anda sudah mati, anda tidak akan dapat memilih lagi ketika itu." - Dari kitab "Nasihat Agama Dan Wasiat Iman" karangan al-Imam al-Qutub al-Habib `AbduLlah ibn `Alawi al-Haddad dengan terjemahan oleh al-Habib Ahmad ibn Muhammad Semait رضي الله تعالى عنهم



"Ya ALLAH, Karunialah aku Kesempurnaan dalam melaksanakan
ajaran Nabi صلى الله عليه وسلم; dhahir maupun bathin, dalam keadaan sehat
dan selamat, dengan RahmatMU, wahai Zat Yang Maha Pengasih."

^ Doa nan indah al-Imam Habib `AbduLlah ibn Husein bin Thahir al-`Alawi رحمة الله تعالى عليه



اللهم صل على سيدنا محمد
وأنزله المنزل المقرب منك يوم القيامة
اللهم صل على روح سيدنا محمد في الأرواح
وعلى جسده في الأجساد وعلى قبره في القبور



ربنا تقبل دعاءنا إنك أنت السميع العليم
وتب علينا إنك أنت التواب الرحيم
دعواهم فيها سبحانك اللهم وتحيتهم فيها سلام
وآخر دعواهم أن الحمد لله رب العالمين


بارك الله فيكم وجزاكم الله خير الجزاء
والله تعالى أعلم بالصواب
Sumber

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes